Rabu, 19 Mei 2010

Pedesaan juga butuh IT

Beberapa tahun lalu, waktu aku masih duduk di sekolah dasar, aku pernah berkunjung ke sebuah desa yang sangat menyenangkan. Berbagai macam buah-buahan yang enak dan rempah-rempah ada di sini. Mulai dari rambutan, durian, kelapa, duku, cengkeh, coklat, kunyit, jahe, cabe, dan masih banyak lagi. Ternyata sebagian besar penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani. Setiap hari mereka ke ladang untuk menanam, memupuk, menyiram, dan panen. Tetapi pada saat malam hari, desa ini terasa sangat mengerikan dan aku pun sulit untuk tidur karena desa ini belum punya dialirin listrik. Jadi desa ini nggak punya lampu untuk menerangi. Menurut warga sekitar, kalau malam udah datang para warga menggunakan obor sebagai alat penerangan.
Apabila musim panen telah datang para petani harus mengayuh sepeda bahkan ada yang jalan kaki sekitar tujuh kilometer untuk sampai di kota dan menjajahkan hasil panen mereka di sana. Pada saat itu kendaraan paling umum digunakan yakni sepeda. Hanya petani-petani yang sudah sukses yang memiliki kendaraan seperti sepeda motor atau mobil pick up untuk mengangkut hasil panen mereka.
Jika harus aku mendeskripsikan desa tersebut dengan kata-kata, aku akan bilang desa ini layaknya mutiara yang belum diasah. Desa ini memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, tetapi belum dapat di eksplor karena adanya keterbatasan. Keterbatasan yang aku maksud disini yakni ngga ada listrik, jaringan telepon, bahkan jaringan internet. Bayangin deh kalau kalian harus tinggal disana?
Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, keadaan desa tersebut berangsur-angsur pulih. Kini desa itu sudah mendapat aliran listrik, jadi mereka nggak perlu pakai obor lagi dan anak-anak mereka dapat belajar dengan tenang. Selain itu jaringan telepon juga sudah ada dengan bantuan pemerintah melalui program “Telepon masuk desa”. Sekarang para penduduk juga sudah mengenal teknologi handphone loh! Mereka menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan kerabat mereka dan memperlancar proses jual-beli hasil panen untuk para petani. Dan pada tahun 2009 kemarin, pemerintah juga sudah mengenalkan desa ini dengan Internet. Keren kan?
Pada tahap awal pemerintah melakukan pengenalan dunia internet dan teknologi informasi serta manfaat dan tata cara penggunaannya. Jadi dengan adanya IT masuk desa maka penyebaran pengenalan dan cara memanfaatkannya jadi lebih cepat. Untuk mengenalkan IT di pedesaan dibutuhkan sosialisasi yang berkesinambungan agar warga pedesaan tergugah untuk mulai beralih ke pemanfaatan internet. Lalu setelah mereka tergugah pastinya dibutuhkan orang yang bisa membimbing dan mengarahkan dan melatih mereka.
Nah, di sinilah dibutuhkan peran dari para akademisi khususnya pendidikan di dunia komputer yang harus melakukannya selain pemerintah dan masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan, agar masyarakat pedesaan mendapatkan pembelajaran tentang IT yang berkualitas. Masyakat pedesan pastinya membutuhkan pembelajaran yang lebih tentang IT. Tidak menutup kemungkinan, masyarakat pedesaan yang pada umumnya mengecam pendidikan SD maupun SMP ini, masih awam akan adanya teknologi.
Dengan adanya Internet ini, diharapkan masyarakat pedesaan dapat memanfaatkannya secara optimal. Banyak keutungan yang diperoleh jika masyarakat pedesaan ini jika memanfaatkan Internet secara optimal. Diantaranya adalah hasil pertanian asli desa akan lebih efektif jika dipasarkan secara online. Selain itu, dengan pemanfaatan Internet di pedesaan, masyarakat pedesaan bisa mengirim surat via email kepada kerabatnya yang jauh.
Jadi tidak hanya daerah perkotaan yang butuh IT, pedesaan juga butuh kok. IT membuat segalanya menjadi lebih mudah :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar